Kekurangan gizi bisa menjadikan gangguan terhadap pertumbuhan anak, baik fisik maupun otak juga bisa mengalami kemandekan. WHO mendefinisikan kegagalan pertumbuhan anak akibat gizi buruk, terkena infeksi berulang kali, dan kekurangan stimulasi psikososial sebagai stunting. Dampak jangka panjangnya, stunting yang tidak ditangani dengan baik sedini mungkin akan menurunkan kemampuan kognitif otak, kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi munculnya penyakit metabolik seerti kegemukan, penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah
Yang patut kita waspadai adalah, angka anak-anak yang tergolong dalam kriteria stunting di Indonesia terbilang tinggi. Kenyataan ini tercermin dari hasil berbagai riset yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kemenkes tahun 2018 mengungkap persentase anak-anak yang terbilang stunting di Indonesia mencapai 30,8%. Hal ini menjadi perhatian serius pemerintah baik pusat, daerah, sampai ke Desa untuk mengeluarkan kebijakan intervensi yang tidak langsung untuk mengatasi stunting.
Dalam rangka mendukung program prioritas pemerintah tersebut guna meningkatkan kesadaran masyarakat terkait dengan tumbuh kembang anak sejak dini, Pemerintah Desa Dukun melaksanakan kegiatan pencegahan stunting kepada ibu hamil pada pagi ini, senin (22/12/2020). Kegiatan yang dihadiri sekitar 20 ibu hamil yang berasal dari 18 Dusun se-desa dukun ini dibuka secara langsung oleh ketua TP PKK Desa Dukun, Ibu Prastiwi. Kegiatan ini diisi narasumber ibu Sri Suwartini dari Puskesmas Dukun yang juga sebagai Bidan di Desa Dukun.
Kepala desa Dukun yang diwakili oleh Kasi Pelayanan Desa selaku pemangku kebijakan skala desa menuturkan “Kami bersinergi dengan pihak terkait, dalam hal ini puskesmas dukun dan dinas terkait, berusaha semaksimal mugkin untuk dapat melakukan upaya-upaya pencegahan stunting kepada masyarakat agar dapat lebih memberikan perhatian dan gizi kepada anak dan coba menerapkan pola hidup bersih dan sehat demi mewujudkan SDM yang unggul dan berkualitas.”pungkasnya Aris Supriyanto dalam sambutannya.
(mnu)